MEDAN-Mantan atlet wushu nomor Taolu Nan Quan yang telah mengikuti gelaran PON empat kali berturut-turut sejak tahun 2008 hingga PON XX/2021, dokter Dessy Indri Astuti kini bertugas menjadi koordinator tim medis Cabang Olahraga (Cabor) Wushu pada PON XXI/2024 di GOR Dispora Sumut sejak Kamis-Minggu (12-15/9).
Ditemui disela-sela persiapan pertandingan wushu di GOR Dispora Sumut, Kamis (12/9), wanita kelahiran 8 Desember 1990 ini terlihat sibuk bersama tim medis lainnya memantau persiapan alat-alat medical di lokasi pertandingan wushu.
“Kita harap pertandingan wushu ini tidak ada yang mengalami cedera yang parah. Tapi persiapan medis kita sudah cukup matang dan baik. Medical center juga ada di sini dengan menyediakan dokter spesialis kalau atlet butuh treatment. Selain itu kalau perlu rujukan sudah disiapkan ambulance untuk dibawah ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.
Dessy, begitu biasa dipanggil, menyatakan, kecelakaan yang sering dialami atlet wushu yakni terkilir, kaki terbentur, lutut dan luka robek akibat menggunakan senjata. “Tapi kita sudah siap menghadapi kecelakaan-kecelakaan itu dengan memberi bantuan medis secepat dan sebaiknya.
Persiapan medis dari panitia PON XXI ini juga cukup baik. Karena sebelum diberi izin bertanding, calon atlet dilakukan medical check up. Kalau sudah dinyatakan sehat baru bisa ikut. Kalaupun ada cendera ya namanya pertandingan. Tapi kita sudah standby memberi bantuan emergency,” ungkap dokter umum yang dinas di RSU Royal Prima Medan ini.
Dessy yang memilih vakum menjadi atlet Wushu ini mengaku, persiapan PON XXI/2024 di Sumut secara umum sangat bagus baik dari panitia hingga para atletnya.
“Para atlet sekarang lebih beruntung karena tim medis lebih ready. Kalau dulu kita berobat sendiri karena tim medis tidak nampak. Persiapan pertandingan wushu ini juga sangat baik. Semoga atlet dari Sumut bisa mendapatkan banyak medali emas untuk nomor-nomor Taolu dan Sanda,” harap Dessy yang sudah menjadi atlet wushu dari usia 12 tahun.
Dessy pernah tercatat sebagai peraih medali emas di Kejuaraan Dunia Wushu 2011 dan telah empat kali tampil pada pesta akbar olahraga empat tahunan nasional tersebut.
Di PON Kalimantan 2008, Dessy meraih medali emas. Kemudian, medali perunggu PON Riau 2012 dan perak pada PON Jawa Barat 2016
“Sekarang saya sulit berbagi waktu antara dinas kerja dan latihan. Jadi tidak bisa fokus lagi dan akhirnya memilih mengabdikan diri menjadi dokter saja. Alhamdulillah sekarang saya dilibatkan menjadi tim medis pada pertandingan wushu pada PON kali ini,” tutur Dessy. (PB PON XXI SUMUT/Yuni Naibaho)